BUDIDAYA TANAMAN PADI.pdf. Selain tanaman gandum untuk saat ini juga telah dikembangkan di berbagai daerah yaitu tanaman. Download option file pes 6 terbaru. Budidaya pakan mikroskop. PDF File (.pdf), Text File (.txt) or read online. Scribd es red social de lectura y publicaci. Ini juga bekerja pada biji utuh seperti gandum dalam ransum kuda ketika sampel yang lebih. Pengelolaan Terpadu Budidaya dan Pasca Panen Ubi. PENGARUH IRRADIASI SINAR GAMMA PADA PERTUMBUHAN KALUS DAN TUNAS TANAMAN GANDUM.
Budi Daya Tanaman Sorgum Fahdiana Tabri dan Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia PENDAHULUAN Sorgum merupakan salah satu tanaman pangan lahan kering yang potensial dikembangkan di Indonesia. Sorgum dapat digunakan sebagai pangan, pakan, dan bioenergi (bioetanol), mampu beradaptasi pada lahan marginal dan membutuhkan air relatif lebih sedikit karena lebih toleran terhadap kekeringan dibanding tanaman pangan lain (Deptan 1990). Biji sorgum mempunyai kualitas nutrisi sebanding dengan jagung dan beras, bahkan kandungan proteinnya lebih tinggi, namun kandungan lemaknya lebih rendah. Oleh karena itu, sorgum dimanfaatkan sebagai penyangga pangan penduduk di lebih 30 negara.
Selain sebagai bahan pangan, biji sorgum juga digunakan sebagai bahan baku industri pangan seperti gula, monosodium glutamate, asam amino, minuman, dan hijauannya digunakan sebagai pakan ternak. Bahkan saat ini sorgum juga digunakan sebagai bahan baku energi, terutama sorgum manis.
Di Amerika Serikat umumnya sorgum ditanam untuk pakan ternak (University of Arkansas 1998). Tanaman sorgum telah lama dikenal di Indonesia dan dengan penyebutan berbeda untuk setiap daerah. Selama ini pengembangan sorgum kurang mendapat perhatian oleh pemerintah sehingga sudah jarang ditemui di lahan petani. Bahkan dalam data statistik di tingkat daerah maupun pusat, komoditas sorgum sudah tidak dijumpai karena keberadaan tanaman ini sudah mulai langka di lapangan.
Pemanfaatan biji sorgum di masyarakat masih sebatas untuk pangan olahan tradisonal. Namun dengan adanya program diversifikasi pangan dari Kementerian Pertanian, pengembangan sorgum diharapkan mendapat perhatian yang lebih baik, karena komoditas ini mempunyai potensi yang cukup besar untuk dijadikan berbagai produk pangan olahan maupun pakan dan bahan baku industri (Deptan 2004). Ketahanan pangan nasional sangat riskan jika hanya mengandalkan komoditas beras. Oleh karena itu, upaya pengembangan pangan alternatif berbasis umbi-umbian dan biji-bijian selain beras menjadi sangat penting. Salah satu komoditas biji-bijian yang potensial sebagai sumber karbohidrat adalah sorgum. Tabri dan Zubachtirodin: Budi Daya Tanaman Sorgum 1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN SORGUM Fase pertumbuhan tanaman sorgum dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu fase vegetatif, pembentukan malai, dan reproduksi.
Lama setiap fase bergantung pada umur varietas dan temperatur selama musim tanam (khusus untuk wilayah yang mempunyai empat musim). Fase Vegetatif Fase vegetatif merupakan fase pembentukan dan perkembangan daun yang kemudian berfungsi mendukung pembentukan biji.
Lamanya fase vegetatif bergantung pada umur varietas yang ditanam. Varietas yang berumur dalam mempunyai jumlah daun yang lebih banyak dibanding varietas berumur sedang maupun genjah. Varietas berumur genjah umumnya membentuk daun sampai 15 helai, sedangkan varietas berumur sedang sekitar 17 helai, dan varietas berumur dalam sampai 19 helai. Pada fase ini, tanaman biasanya toleran terhadap kekeringan, kelebihan air, dan temperatur rendah. Kondisi yang cerah selama fase ini dapat merangsang pembentukan anakan pada saat tanaman telah membentuk 4-6 helai daun.
Selain itu, jumlah tanaman per lubang yang kurang dari tiga dapat merangsang pembentukan anakan. Anakan biasanya lambat berbunga dan malai yang terbentuk lebih kecil dibanding tanaman induknya. Anakan yang terbentuk dapat digunakan sebagai kompensasi dari populasi tanaman yang kurang.
Tanaman sorgum mempunyai biji yang kecil dan pada awal pertumbuhannya sangat lambat dibanding jagung atau kedelai. Pertumbuhan lambat ini terjadi sampai tinggi tanaman mencapai sekitar 20 cm, atau setelah perakarannya mampu mengambil hara lebih banyak dan cepat.
Pada varietas berumur sedang (+ 90 hari setelah tumbuh), hal ini terjadi pada 30-35 hari setelah tumbuh, yang merupakan periode kritis karena perkembangan tanaman mulai berubah dari fase vegetatif ke fase pembentukan malai, dan saat itu merupakan akhir pembentukan jumlah daun. Fase Pembentukan Malai Fase ini dimulai pada awal pembentukan malai sampai pembungaan. Fase pertumbuhan ini merupakan periode pembentukan struktur reproduksi dari malai dan jumlah biji maksimum per malai.
Selama periode ini tanaman umumnya peka terhadap cekaman suhu ekstrim, kekurangan unsur hara, kekurangan atau kelebihan air, semuanya dapat menyebabkan menurunnya jumlah biji potensial. Jika hal ini terjadi maka hasil biji yang diperoleh hanya sekitar 70% dari jumlah biji per malai. Selama fase ini tanaman 2 Sorgum: Teknik Produksi dan Pengembangan membutuhkan air yang cukup, oleh karena itu perlu dilakukan penyiraman karena dapat mempengaruhi jumlah biji potensial.
Tanaman akan tumbuh dengan cepat sampai fase pembungaan dan akan membentuk daun yang lebih lebar untuk mendukung proses pengisian biji. Selama proses pertumbuhan cepat ini calon malai dan tangkai malai akan berkembang cepat. Dalam proses ini tangkai malai menekan calon malai masuk ke dalam calon daun bendera, dan disebut sebagai “boot stage”.
Pada saat itu semua daun sudah berkembang penuh untuk mendukung penerimaan cahaya matahari secara maksimal, dan perkembangan malai yang terbungkus daun bendera sudah hampir maksimal. Selanjutnya tangkai menopang malai tumbuh cepat dan mendorong malai keluar dari daun bendera sehingga terjadi pembungaan dan penyerbukan. Pada saat pembungaan ini sering terjadi malai tidak keluar sempurna dari daun bendera sehingga proses penyerbukan menjadi tidak sempurna. Hal ini disebabakan saat “boot stage” tanaman mengalami kekurangan air. Fase awal pembentukan calon malai sampai pembungaan merupakan proses pengambilan hara dan pertumbuhan yang cepat.
Fase Reproduksi Fase akhir dari pertumbuhan tanaman sorgum adalah dari saat pembungaan sampai biji masak fisiologis, dan selama fase ini yang penting adalah saat pengisian biji. Mulainya pembungaan yaitu ketika ujung malai sudah mulai berwarna kuning atau 5-7 hari setelah keluar malai. Proses pembungaan ini berlangsung selama 4-9 hari yang dimulai dari bagian ujung malai sampai ke bagian terbawah malai. Tanaman dinyatakan berbunga jika proses pembungaan telah mencapai setengah bagian dari malai, atau tanaman berumur 60 – 75 hari setelah tumbuh. Masa kritis kekurangan air biasanya mulai sekitar 1 minggu sebelum “boot stage” dan berlanjut sampai 2 minggu setelah pembungaan. Selama pengisian biji, asimilat hasil fotosintesis diangkut ke biji.
Asimilat yang tersimpan dalam batang juga dipindahkan ke biji, dan yang tetap tersimpan dalam batang hanya sekitar sepertiganya. Jika terjadi kekeringan maka pengangkutan asimilat akan terhambat dan pertumbuhan tanaman menjadi lambat. Akhir dari periode pengisian biji ini ditandai oleh semakin lambatnya penambahan bobot biji. Masak biji secara fisiologis bukan berarti biji sudah siap untuk dipanen. Pada saat masak fisiologis biasanya kadar air biji berkisar antara 25-45%, dan untuk dapat dipanen dan disimpan dengan baik masih diperlukan pengeringan. Biji sorgum dapat dipanen setiap saat setelah masak fisiologis, dan jika kadar air biji masih tinggi dapat dikeringkan menggunakan alat pengering.
Tabri dan Zubachtirodin: Budi Daya Tanaman Sorgum 3 PERSYARATAN TUMBUH Tanaman sorgum termasuk tanaman semusim yang mudah dibudidayakan dan mempunyai kemampuan adaptasi yang luas. Tanaman ini dapat berproduksi walaupun diusahakan di lahan yang kurang subur, ketersediaan air terbatas, dan masukan (input) yang rendah. Kriteria kesesuaian lahan untuk tanaman sorgum dapat dilihat pada Tabel 1. Kriteria kesesuaian lahan untuk sorgum.
Ini,saya dapatkan dari situs gerbangpertanian.com. Ini menurut saya cukup lengkap. Ebook ini saya publish berdasarkan izin yang bersangkutan. Langsung aja di bawah ini. Untuk membuka ini, silahkan masukkan password: www.gerbangpertanian.com. Budidaya Cabe Merah di luar Musim.
Aplikasi Solbi Agro pada tanaman cabe. Aplikasi Solbi Agro pada tanaman padi. Budidaya Sapi Potong. Budidaya Jeruk. Budidaya Duku.
Budidaya Alpukat. Budidaya Cabai Hibrida. Budidaya Jambu Air. Budidaya Lebah.
Home Industri Tempe dan Tahu. Kumpulan Resep Pertanian Organik I.
Kumpulan Resep Pertanian Organik II. Kumpulan Resep pertanian Organik III. Membuat Bokhasi dan EM4. Cara Aplikasi ZPT Organik. Teknologi Pembuatan Kripik Nanas. Tehnik Budidaya Sayuran Secara Hidroponik. Penggolongan Pestisida berdasarkan Fisiko Kimia dan cara Penggunannya.
Pestisida Organik Untuk mengendalikan Wereng dan Penggerek Batang. Aplikasi Solbi Agro Pada Tanaman Hias. Budidaya Buah Mentega.
Beauveria Bassiana Untuk Mengendalikan Wereng Batang Coklat. Daftar Pestisida Terbatas dan terlarang. Pedoman Budidaya Padi Hibrida. 9 Cara Mengendalikan Hama Tikus Sawah. Cara Membuat Tape Singkong. Biologi dan Morfologi Tikus sawah.
Manfaat dan Cara Mengembangkan Bakteri Ampela Ayam. Budidaya Cincau. Budidaya Melon di Lahan Sawah. Budidaya Gandum di Indonesia. Cara Aplikasi Corynebacterium sp. Budidaya Itik.
Budidaya Jagung. Budidaya Kangkung Darat Semi Organik. Budidaya Kacang Tanah. Budidaya Kelinci. Pupuk Cair Dari Usus Kambing. Unsur hara Dalam Proses Pertumbuhan Dan Perkembangan Tanaman. Buku Petunjuk SRI.
Corynebacterium. Mengendalikan Keriting Daun Cabe. Fermentasi Urine Sapi. Teknologi Pembuatan Selai Nanas.
Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Artikel Terkait.